Minggu lalu, Sabtu 19 Juni 2010 saya menghadiri launching kawasaki D-tracker 150. Acara yang dibuat PT Sumber Buana Motor (SBM) selaku main dealer kawasaki di yogyakarta dikemas secara apik dengan mengadakan “openhouse”, testride D-tracker 150, serta panggung hiburan selama 2 hari. Untuk acara openhouse sendiri pihak SBM mengadakan berbagai program seperti service gratis untuk pengguna kawasaki tahun 2001 ke atas, potongan harga baik pembelian kontan maupun kredit, dan pesta kecil-kecilan di showroom.
Uniknya dalam pesta tersebut yang menjadi kudapan bagi tamu adalah jajanan pasar yang menurut saya langka disajikan pada saat acara launching mengingat selama saya menghadiri test ride berbagai motor
TEST RIDE SESSION
Setelah puas menghabiskan cemilan, saya pun langsung menuju area test ride di sebelah utara main dealer. Area yang disediakan untuk pengetesan berupa 2 kondisi jalan berbeda, satu jalan aspal sedang satunya lagi jalan konblok yang terdiri dari 2 area belok U (U-turn) serta jalan agak menikung dan menanjak ringan (kira kira 20 derajat) . Sebelum mencoba, saya mengamati supermoto imut ini terlebih dahulu. Ulasan singkat tentang kawasaki D-tracker 150 bisa dilihat disini.
Terlihat jelas kan persamaan serta perbedaannya 😀
Seperti yang saya duga sebelumnya, hampir 70% part yang ada di D-tracker 150 sama dengan KLX 150 S yang telah dijual kawasaki tahun lalu antara lain desain bodydan headlamp. spidometer, mesin, shock belakang, cakram belakang set, tromol depan & belakang, dll. Perbedaan yang mencolok hanyalah penggunaan shock depan berjenis Upsidedown (USD), Ukuran piringan cakram yang lebih besar, serta desain fender yang mirip dengan D-tracker 250.
Kiri D-tracker 150 kanan KLX 150 S
Saat melihat desain speedometer d-tracker 150 yang sama dengan KLX 150, dalam hati saya berkata “andai saja speedometer yang digunakan seperti koso maupun vapour mungkin akan memperkental kesan supermoto di motor ini seperti halnya ducati hypermotard :D”
TrailTech Vapour & Koso Db01 😀
The real supermoto, Ducati Hypermotard !
Performa
Saat mesin dihidupkan suara yang dihasilkan tidak jauh beda dengan suara klx 150 yang menurut saya miri dengan suara shogun 125 awal. Begitu saya masuk di gigi 1 dan melepas kopling secara perlahan, mesin mati karena saya terbiasa melepas kopling secara perlahan saat mengendarai pulsar200 (koplingnya berat). Akhirnya saya coba membiasakan melepas kopling sesuai karakter D-tracker 150 yang ringan. Wuuusss.. tanpa terasa gir empat terlampaui karena saya menggeber supermoto ini dengan gas penuh. Hal yang saya rasakan ialah akselerasinya tidak seganas KLX 150 S , hal ini disebabkan oleh perubahan sprocket belakang ukuran 41 (KLX 150 S berukuran 44). Well karena areanya terbatas maka saya hanya bisa menggeber hingga gigi empat saja. Hal ini jelas membantahkan tulisan saya sebelumnya yang menganggap performanya sama saja.
Saat memasuki U-turn kedua
Sebelum berhadapan dengan U-turn pertama, dengan gaya mengendarai supermoto saya menarik kedua rem secara perlahan dan kemudian sengaja masuk di gigi dua sehingga agak sedikit selip pada ban (hingga muncul bunyi berdecit). Impresi yang saya dapatkan ialah, penggunaan USD ini sangatlah ampuh menjaga stabilitas kendaraan baik saat berkendara biasa maupun saat dalam keadaan darurat seperti rem mendadak sehingga kendaraan tidak limbung.
Sedangkan sebelum memasuki U-turn kedua yang menanjak, saya kembali mengurut gas dengan penuh untuk memperoleh pengalaman berkendara dengan D-tracker 150 dalam kondisi agak menanjak. Well, meskipun saya greget dengan performa mesin yang ditunjukkan, tapi tampaknya cukup worth untuk riding di dalam kota.
Ergonomi
Pada saat duduk diatas supermoto bervelg 14″ ini, kedua kaki saya menapak dengan sempurna di tanah. Saya yang memiliki tinggi badan 175 cm tidak mengalami kendala saat menaikinya.
Beralih ke bagian kemudi, penggunaan stang lebar mempermudah saya dalam mengontrol arah kendaraan. Hal ini dibuktikan saat mencoba zig-zag pada putaran ke 2 sebelum memasuki U-turn pertama dan pada waktu berbelok U pada area tersebut. Rebound yang dihasilkan dari perpaduan USD dan shock belakang yang distel pada ukuran medium (3 dari 5 setelan) membuat saya nyaman dalam melakukan test ride motor ini.
Penggunaan spion seperti halnya D-tracker 250, membuat pandangan ke belakang menjadi lebar sehingga membuat nyaman si pengendara, sangat berbeda sekali dengan spion KLX 150 S yang bundar dan kecil.
Satu keluhan saya terhadap motor ini ialah penggunaan velg berukuran 14″ yang digunakan membuat dimensi motor ini secara visual mengecil daripada KLX 150 S. Padahal apabila velg yang digunakan berukuran 16″ atau 17″ tampaknya cukup proporsional dengan dimensi motor, apalagi ditambah dengan USD yang menyumbang ketinggian motor sehingga semakin kuat karakter supermotonya.
KESIMPULAN
Dengan harga yang tidak terpaut jauh dengan KLX 150 S sekitar 2 juta (24,5 juta) tampaknya D-tracker 150 sangat cocok bagi anda yang menginginkan tampilan supermoto sebagai kendaraan di perkotan. Membeli D-tracker 150 merupakan pilihan tepat daripada membeli KLX 150 S kemudian memodifikasinya menjadi supermoto. Alasannya jelas, selain kualitas motor ini dapat diandalkan daripada memodifikasi dengan ala kadarnya juga durabilitasnya terjamin akibat perubahan sudut komstir yang kini agak tegak untuk menyesuaikan jalanan di perkotaan. Tapi untuk urusan selera, terserah anda 😀
sekali-kali pit onthel pertamax didepan PZOO
(panganane enak kuwi!)
SukaSuka
wkwkwk. monggo :D. pengen ngonthel tur ra nduwe onthel -.-
SukaSuka
sayangnya 14″…. 😯
sak ban e mio,,, hihihihi…
manteb kang…
:thumbup:
SukaSuka
Ulasannya lengkap.
Klo kita kmrn ampe 1 jam ngabisin jajanannya.. Emang lebih bagusnya klo roda agak besar, jd ng tampak kyk beruang naik motor..
😀
SukaSuka
wkwkwk. aku nyadar aku beruang XD
SukaSuka
kira2 klo ganti ring 17″ nambah berapa jeti ya_
SukaSuka
kalo dulu susah nyari rim 17″ 28 lubang, tapi sekarang dah banyak pilihannya dari yang murah sampe mahal. kalo yang murah velg alumunium champ total 600rb depan 2,5″ belakang 3″. tapi kalo yang mahal bisa dari velg stainless merk TK ataupun baros bisa abis hampir 2 juta. lha wong velg belakangnya aja 1jutaan untuk ukuran yang sama 😀
SukaSuka
wah sipp kui D-tracker…tp hrganee…

wah nice blog…keren2
SukaSuka
mending nggo tuku pulsar 😆
suwun mas 🙂
SukaSuka
kesimpulane Honda medit, Kawasaki murah hati, asyem neng ambarukmo ming oleh panganan arum manis, babar blas ora retro, ora sesuai dengan tema nya.
SukaSuka
kesiimpulane yen tuku D-tracker kudu nggo berburu makanan-makanan tradisional, njajah deso milang kori, nyari tempat2 eksotik dengan makanan eksotik.
(sorry ora ngerti mesin blas, komene OOT)
SukaSuka
lebih enak makanannya daripada D-trackernya
😀 😀 😀 😀 😀 😀 😀 😀
SukaSuka
Weh naksir jajan pasare
hehheehe
lagi ngelih ki
SukaSuka
wkwkwkwk, suk nek ono launching er6 bali neng yojo meneh wae mas 😆
SukaSuka
oala, trnyato samo sajo dng klx 150,
wew jd ngrti deh,, brkat nih blog..
he3..
tnk’s.
[btw, g ngrti am komen2 diatas]
ha3..
mklum nubi
-ins@ne-
SukaSuka
hehe. makasih mas udah mampir 🙂
SukaSuka
bos klo d tracker dipake bwt offroad enak gak tuh??tp diganti velg 19-16 punya klx..
SukaSuka
enak sih enak aja mas, cuma dengan sudut komstir depan yang lebih tegak, takutnya komstirnya jadi cepet oblak 🙂
SukaSuka
kurang disarankan jika menggunakan USD bawaan dari pabrik krn jarak mainnya pendek. lbh baik gunakan sok bawaan KLX krn sudah di setting utk enduro. tmn2 DT yang motornya dibuat utk enduro, alhasil setelah selesai beraktivitas, USD nya pada bunyi2 smua. hahahaha…untung gw ga ikut2an 😀
SukaSuka
setuju :D, lebih recommend lagi pake usd limbah macam kx 85, travelnya lumayan panjang 😀
SukaSuka
medan kami jelas berbeda… moto anak2 kcracker 😀
SukaSuka
wkwkwk. keren gan 😀
SukaSuka
iritnya D Tracker itu seberapa sich?
pengen beli tapi takut boros cz BBM mau naik ne… hehehe 😀
SukaSuka
kalo irit mah ya relatif gan, coba mampir ke kaskus gan. kalo 150 cc mah sekitar 1:40 – 1:50 gan, tergantung ngegasnya gimana 😀
SukaSuka
24,5?
SukaSuka
di surabaya malah 25 juta
SukaSuka
Dtracker apa klx ya yg cocok buat badan gembot…..? Hahaha
SukaSuka
great points altogether, you just received a new reader. What could you suggest
about your post that you just made some days in the past?
Any certain?
SukaSuka
d-tracker diganti roda ori klx jadi limbung kalo dibawa lari 100 km/h trus handling jadi kurang manteb. Kalo ditanya irit, saya pakai bbm pertamax bisa 1:60.
SukaSuka
Sudut rakenya lebih kecil dari klx, jelas limbung :3. 1:60? Irit banget untuk 150cc, tapi rata2 40km pake premium
SukaSuka
Ping balik: [Galeri] KLX 150 L, makin mirip kakaknya | Aluvimoto
kalo dipake buat ke gunung, gman agan? mantep ga?
SukaSuka
Mau ubah klx ala d’tracker…
Klo pke trmol bawaan + velg ring 14…
Ukuran jari jari dpan belakang brapa ya gan
Makasih
SukaSuka