Masih tentang harga pulsar 220 yang mengejutkan, ternyata membawa rasa perih bagi para pengguna pulsar sebelumnya baik dari 135, 180 UG3, UG4, hingga 200. Lha gimana ga perih (gondok lebih tepatnya) dengan harga 18,6 juta langsung bisa memboyong kasta tertinggi pulsar yang lengkap dengan half fairing berproyektor, double disc brake, serta tenaga dan torsi yang menggiurkan. Bandingkan dengan harga UG4 yang kini 16,5 juta (dulu malah 18 juta), P200 dengan harga 20 juta, dan P180 UG3 yang dulu dari 16,5 juta kemudian merangkak naik menjadi 17,5 juta sebelum munculnya UG4. Loro ati loro ati 😦
Bajaj? yang bising itu ya?
Seperti yang kita tahu, Bajaj sendiri sebenarnya bukan merk yang asing di telinga kita. Tiap orang pasti tahu bajaj seperti apa, ada yang mendefinisikan sebagai kendaraan paling berpolusi di jakarta dengan warna orangenya, ada pula yang tahunya sebagai salah satu skuter kembaran vespa. Tapi apa semua tahu kalau bajaj membuat sepeda motor batangan dan dipasarkan di indonesia? Mungkin sekarang orang pada ngeh tentang Pulsar atau XCD seiring dengan berkembangnya akses memperoleh informasi. Tapi pada tahun tahun awal BAI berjualan di Indonesia, hanya segelintir orang yang tahu termasuk saya yang sering blogwalking ke sejumlah blog otomotif baik itu di indonesia maupun di india sendiri.
Kopdar PRIDES Chapter Yogya with Om Jes
Karena masih baru, kebanyakan para pemilik pulsar dan XCD belum bisa mengeksplor tunggangannya lebih dalam. Berdasarkan “asas” itulah tercipta beberapa klub dan komunitas untuk saling sharing. Pulsarian, Power, Prides, dll tentu bukan nama yang asing bagi para bikers khususnya yang tergabung dalam klub maupun komunitas motor. Berawal dari satu rasa memiliki motor yang sama, secara perlahan kemudian muncul yang namanya rasa kekeluargaan yang begitu kental.
Aneh memang, meskipun awalnya antar pemilik pulsar saling tidak mengenal tetapi seiring dengan rasa kekeluargaan tersebut kini saling mengenal (meskipun hanya tahu saja :D). Hal ini bisa dibuktikan dengan antara satu user dengan user lain pasti minimal ada 1 orang teman yang sama di jejaring sosial pesbuk :lol:. Selain itu budaya toet toet (saling sapa dengan klakson pulsar bila bertemu pulsar lain) membuat tiap pengguna pulsar maupun XCD merasa ada temannya alias ga kesepian. Sayangnya akhir2 ini banyak pengguna pulsar baru yang jarang toet toet 😦
Yaaah bisa dibilang inilah seni dari unity in minority, bukan hanya pulsar tentunya, motor motor yang telah di discontinue, motor motor langka, dll pastinya merasakan hal yang sama. yang penting keep brotherhood lah 😀
keep brotherhood! 😉
SukaSuka
uyeaah
SukaSuka
Asli bikin gondok bajai, pemilik lama gak diajeni
SukaSuka
hooh gondok kuadrat, tapi meskipun gitu dengan “kehilangan” uang 1,9 juta saya dapat teman + pengalaman yang banyak banget 🙂
SukaSuka
kebijakan pricing bajaj bagai 2 sisi mata pisau. Di satu sisi bisa secara massive merangkul calon pembeli yang potensial, di satu sisi mengorbankan orang2 yang secara tidak langsung sudah membesarkan namanya.
SukaSuka
motor bagus tapi dijual lagi murah…mending di pake aja terus sampe jd barang antik…./
SukaSuka
nah itu dia, miris juga sih ngeliat owner gen 1. ngajuin usulan trade in ditolak dengan MMI. haddeh 😦
SukaSuka