Hari minggu lalu ketika Ibu saya mengantarkan adek saya ke tempat lomba cheer di daerah seturan, di tengah perjalanan ketika sampai di daerah timoho (utara balaikota Yogya) tiba tiba adek saya berteriak. Sontak, Ibu saya yang saat itu sedang konsen berkendara secara reflek langsung menghindari motor yang tiba-tiba nongol di samping si jambon scoopy.

Usut punya usut ternyata alasan mengapa adek saya berteriak, karena tas yang dicangklongkan di bahu tiba tiba seperti akan dirampas. Untungnya usaha si jambret yang duet dengan boncengernya gagal, dan akhirnya langsung ngacir dengan motor foggingnya (baca : 2tak). Untung juga Ibu & adek saya ga terjatuh gara2 aksi gila tersebut. Jadi inget kasus mahasiswi UGM juga yang selepas pulang kerja di distro kemudian  dijambret, dan menyebabkan beliau meregang nyawa akibat terjatuh dari motor  😦

Dari pengakuan adek saya, disinyalir motor tersebut adalah Yamaha FizR kopling  berwarna biru karena melihat lampu belakangnya yang mirip dengan yamaha vega dulu, ditambah cara si jambret shifting yang kurang mulus sehingga saat ngacir agak tersendat-sendat.

Lain lagi dengan pengakuan seseorang yang saya lihat di pesbuk, BB yang sehari-hari beliau pakai harus berpindah tangan secara paksa bahkan diberi tanda terima yang tidak diinginkan. Seekor penodong (todongman :mrgreen:) menodong bahkan hingga menggorok leher beliau. Naudzubilah kenapa jadi banyak orang yang ga bener ya mampir di jogja 😦

Todongman makin merebak 👿

Kalau yang ini berdasarkan pengalaman yang saya peroleh sendiri ketika dalam perjalanan pulang turun gunung untuk melihat HRC 2011. Setelah jembatan panjang di dekat gunung nglanggeran saya yang berkendara di kecepatan 80 kmpj sudah aware dengan penampakan motor di sisi jalan saya. Rupanya motor tersebut mau menyebrang ke sisi jalan lain ke arah wonosari, akan tetapi hanya fokus melihat kendaraan dari arah jogja!

Spontan saya klakson berkali-kali dengan klakson denso keong yang lumayan keras. Mbuh budeg, mbuh bego si penyemplak motor tak berhelm malah malang menutupi hampir setengah jalan saya tanpa melihat ke arah saya. Reflek saya banting stang ke kiri dan masuk ke area berpasir (gravel) di samping jalan, karena asumsi saya kalu saya ambil kanan dan kemudian dia kaget malah lebih gede peluang crashnya. Setelah kejadian tersebut, sesekali saya lihat spion untuk memastikan keadaan dia. Ealah bukannya malu malah mengacungkan jari tengah :evil:. Untung kondisi saat itu perut saya lagi bermasalah jadi emosi bisa turun ke perut :wink:,  kalo enggak mungkin bakal tak kejar suruh dia minta maaf sekalian ngajarin cara nyebrang yang bener plus bonus jitakan di kepala buat ngingetin jitakan yang tak kasih ga seberapa daripada dijitak plus digerus sama aspal! 💡

Tips menghindari ketiga manusia terkutuk diatas :

1. Tetap Waspada, baik berjalan kaki maupun berkendara
2. Hindari penggunaan ponsel di tempat sepi, Diharamkan menggunakan ponsel saat berkendara (baik smsan, telponan, bbman, kamera, dll) :evil:. Selain dapat memancing para todongman dan jambret, juga dapat membahayakan diri anda dan orang lain!
3. Sebisa mungkin jangan keluar malam-matahari terbit. kalaupun harus, usahakan jangan sendirian
4. Saat berkendara roda 2, gunakan alat “penyelamat”. Minimal Helm halface, jaket sarung tangan, sepatu, dan celana panjang. Lebih lengkap lebih baik 🙂
5. Bila perlu ikut beladiri, selain meningkatkan reflek juga dapat mempertahankan diri bila ada ancaman seperti diatas