Parade motor cacingan, “Ga kuat beli velg + ban orsi mas T.T”


Semoga pada sadar dah 🙂

Meledaknya populasi manusia di Indonesia selain membuat populasi kendaraan sepeda motor makin banyak juga membuat permintaan konsumen (consument demand) makin variatif. Motor yang telah lama diriset sebelum dirilis ke pasaran ternyata masih belum memenuhi hasrat para penunggangnya. Sejak dahulu pihak produsen tentu telah menciptakan pembeda dari produk kompetitor selain fungsi utama sepeda motor itu sendiri yang pada awalnya sebagai alat transportasi, seperti fasilitas, teknologi, gaya, dll. Kembali lagi ke awal, dimana manusia itu pada dasarnya tidak mengenal kata puas, selalu ingin lebih daripada yang lain -__-

Sadar tidak sadar, pikiran anak muda (bahkan tua) tentang berkendara baik sepeda motor maupun mobil saat ini makin aneh. Sah sah aja melakukan modifikasi seperti yang diinginkan supaya muncul nilai kebanggaan akan diri kita. Banyak yang bilang modifikasi itu seni, saya setuju karena dengan seni tersebut orang bisa menyalurkan kreatifitasnya. Sayangnya banyak orang yang menyalurkan seni tersebut tanpa tahu batasan batasan yang harus ditaati. Contoh yang paling simpel : kain kanvas sebagai media lukis dibatasi dengan pigura

Ini mah geng motor cacingan, ga layak dibilang klub/komunitas motor

Berbicara tentang seni (baca : modifikasi) kendaraan, batasannya tentu harus sesuai dengan undang undang yang berlaku, dalam hal ini UU no 22/2009 lah yang masih berlaku hingga detik ini. Banyak yang mengacuhkan batasan ini, padahal banyak resiko yang harus ditanggung para “seniman” ini, selain denda, bui bahkan NYAWA bisa jadi taruhannya.

Salah satu “trend” yang diaplikasikan anak muda (bahkan tua) dalam menuangkan kreativitasnya adalah velg cungkring dibalut dengan ban sepeda. Alasannya beraneka ragam, ada yang biar tambah gaul bin PD, bikin kenceng motor, bahkan hingga alasan ga kuat beli velg + ban sesuai rekomendasi pabrikan. Ealah mas mas -__-

Style drag boleh2 aja, cuma jangan dipake di jalan umum -_-

Yang paling miris ketika melihat para ABG koar koar tentang kecepatan motornya di JALAN UMUM. Damn, padakke dalane mbahe wae. Kalo untuk tujuan event resmi seperti Drag race saya 100% appreciate dengan modifikasi tersebut, toh jelas tujuannya untuk menjadi yang tercepat di lintasan 201m, dll. Tapi di jalan raya? Haram hukumnya motor bervelg cungkring dan dibalut ban sepeda menapakkan bannya di jalan raya!

Dengan ban MTB lebaran ban MTB 🙄

Bukan mengekang kreativitas, tapi cobalah berpikir bagaimana bila terjadi hal2 yang tidak diinginkan. Kalau misalnya anda yang celaka, itu rejeki anda. Tapi kalau gara gara anda celaka, orang lain ikut celaka? Apa bedanya anda dengan Apriyani? Yah semoga pada sadar deh, inget lho ya riset pabrikan lama banget itu tentu ada tujuannya, yang jelas tentu memperhatikan faktor keselamatan si konsumen

Entah apa yang ada di pikiran mereka, pada kebelet pipis semua kali ya?

Kalo bukan blogger yang ngingetin, siapa lagi? Jangan menjerumuskan lah

#Kalo ada yang bilang “duit duitku ngapain situ ikut campur”, mending duitnya disedekahin ke rekan2 yang membutuhkan. Lebih bermanfaat :D. Kalo ada yang bilang saya kurang kerjaan ngomentarin urusan orang, ya saya cuma mengingatkan saja ke sesama insan agar berkendaralah yang baik dan benar, lagipula saya juga nyari pahala sesuai salah satu tuntunan di agama saya :  “berlomba lombalah dalam kebaikan” 😀

31 thoughts on “Parade motor cacingan, “Ga kuat beli velg + ban orsi mas T.T”

  1. dah waktunya buat sadar kalo ban kayak begituan buat kompetisi doangan :mrgreen:

    mungkin ada baiknya ban kayak gitu cuma boleh dibeli sama tim balap drag atas persetujuan kepolisian. Saatnya produsen untuk meningkatkan mutu ban cacing khusus kompetisi sekaligus membatasi produksinya, dan merestriksi kalangan umum untuk membelinya.

    Kalo perlu pake persetjuan kepolisian :mrgreen:

    Suka

Menurut anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.