Ngelanggar rambu lalu lintas, Ga malu mas?


Tiin..tinnn..tinnnn, secara nyaring klakson tiba-tiba memancing perhatianku yang sedang berhenti kala timer di bangjo masih menunjukkan angka 12. Sejenak aku alihkan pandangan ke arah spion untuk melihat belakang. Ternyata, seorang pria berusia 30-40 tahun yang tampaknya ingin cepat-cepat pulang.

Banyak yang mirip kuda sekarang :mrgreen:, apa susahnya nelen ludah sendiri?

Di detik ke 4, pria tersebut langsung overtaking di sebelah kiri saya yang kebetulan bisa dilewati 1 motor. Padahal telah tertera rambu di bawah Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) bahwa “lurus ikuti lampu”, yang jelas jelas sejak TK telah diperkenalkan 3 warna dasar APILL. Merah Berhenti, Kuning hati-hati, Hijau Jalan. Yang bikin ngelus dada.  saya mendapat bonus ludah yang dibuangnya secara sengaja di depan motor saya. Dohh…..

Lain lagi kala saya berhenti di perempatan tamansiswa saat sore maupun malam. Tidak sedikit para pengguna motor dari yang usianya muda hingga tua, dengan santai menerobos bangjo yang jelas jelas masih berwarna merah. Yang muda lebih nekat lagi karena dari jauh langsung memacu kendaraannya menerobos bangjo tanpa takut tertabrak dari arah sebaliknya. Biasanya sih dilakukan saat pergantian arus dari arah di sebelah kiri/kanan kita ke arah berlawanan.

Bahaya nih kalo terus dibiarkan, kalo ketemu dibilangin baik2 aja :mrgreen:

Yang lebih lucu lagi ketika melihat orang menerobos dengan cara bodoh, yaitu dengan melakukan U-turn dan langsung belok kiri menuju arah yang dituju. Tidak hanya satu kali, ratusan kali saya menemui pemandangan tersebut di Yogyakarta tercinta ini.

Padahal terkenal dengan kota pelajar, cuma kenapa banyak yang ga terpelajar dalam berkendara? Lama kelamaan, apabila dibiarkan seperti ini bukanlah hal mustajib tata krama khas orang jawa yang ada pudar, dan digantikan dengan budaya lalu lintas ala Jakarta yang semau gue banget.

Buat yang sering melakukan, sadarlah. Aturan dibuat untuk kebaikan bersama, sama halnya dengan kitab suci tiap-tiap agama yang pada dasarnya bertujuan untuk mengatur kehidupan agar selalu teratur, baik kepada sesama manusia maupun kepada Yang Maha Kuasa. Mulailah dari diri sendiri, jangan melihat orang lain. Tanamkan juga budaya malu melanggar rambu lalu lintas. Tetep kekeuh pada pendiriannya, siap2 masuk bui atau meregang nyawa atau bahkan menghilangkan nyawa seperti halnya afriyani 🙂

9 thoughts on “Ngelanggar rambu lalu lintas, Ga malu mas?

  1. Tamsis sering dah.. Pernah diklakson-klakson juga di traffic light pertigaan dekat Gym-nya Ade Rai, saya pinggirin motor dan ngasih jalan buat yang nglakson buat lewat duluan sambil menggunakan tanda ayunan tangan dari belakang ke depan (mempersilakan).. ehh, malah malu dia diliatin orang-orang se-pertigaan dan enggak jadi nerobos traffic light.

    Suka

  2. klo di jakarta kalo gak ngikuti arus didepannya resikonya kuping budeg diklaksonin puluhan motor parahnya lagi ditabrak dari belakang, apalagi kalo udah sore, polisi aja nyingkir semua

    Suka

Menurut anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.