Break-in atau orang lebih suka menyebutnya dengan reyen/inreyen, sudah seperti ritual saat motor masih baru-barunya. Ada banyak perilaku orang saat break-in. Ada yang sangat hati2 (berpatokan dengan tabel di buku petunjuk), ada yang langsung geber, ada juga yang dipakai sewajarnya.

Ga ada yang salah sih, cuma mitosnya kalau reyen tidak tepat kedepannya motor bakal sering jajan, boros, bahkan sering turun mesin. Sebenernya break-in berfungsi untuk memberi kesempatan seluruh bagian motor untuk beradaptasi dengan lingkungan. Motor ga hanya terdiri dari mesin aja lho, rangka, suspensi, kaki kaki juga ternasuk bagian motor

Saat break-in cireng dulu saya malah langsung bawa ke dieng, tapi so far sampai sekarang cireng ga ada masalah. Nah si helmi, jambon, dan miura break-innya hanya dipakai sewajarnya saja. Mentok 60km/jam

Tips break-in ala saya :
1. Jangan pernah menarik gas secara meyentak
Disamping ga enak bawanya (apalagi kalau boncengan), kasian v-belt atau rantainya. Hasilnya bakalan gampang kendor kenceng yang bakalan bikin ga enak saat berakselerasi 🙄

2. Ride slowly and safely
Pelan atau kencang itu relatif. Tapi biasakan untuk menyesuaikan kecepatan sesuai kondisi jalan. Akan lebih baik jalan dengan kecepatan konstan. Lebih irit

3. Ngerem pun harus pakai feeling
Keseringan menggunakan rem depan atau belakang saja selain tidak safety, juga buat konponen penghenti laju berkurang umurnya lho 🙄 . Biasakan mengerem dengan perlahan yaitu denhan memperkirakan dulu jarak aman saat pengereman.

4. Read your manual guidance
Bukunya tipis tapi sering dilupakan untuk dibaca, buku pedoman
Padahal dari situ ada petunjuk2 teknis tentang break-in. Meskipun demikian petunjuk tadi ya jangan ditelen mentah2, sesuaikan dengan kondisi jalan

Posted from WordPress for Andromax ULE