Parade motor cacingan, “Ga kuat beli velg + ban orsi mas T.T”

Semoga pada sadar dah 🙂

Meledaknya populasi manusia di Indonesia selain membuat populasi kendaraan sepeda motor makin banyak juga membuat permintaan konsumen (consument demand) makin variatif. Motor yang telah lama diriset sebelum dirilis ke pasaran ternyata masih belum memenuhi hasrat para penunggangnya. Sejak dahulu pihak produsen tentu telah menciptakan pembeda dari produk kompetitor selain fungsi utama sepeda motor itu sendiri yang pada awalnya sebagai alat transportasi, seperti fasilitas, teknologi, gaya, dll. Kembali lagi ke awal, dimana manusia itu pada dasarnya tidak mengenal kata puas, selalu ingin lebih daripada yang lain -__-

Baca lebih lanjut

Ninja kurang nutrisi

Ninja 250 R, motor 50 jutaan yang banyak diincer para lelaki kini banyak bersliweran di jogja, ga hanya orang berdasi (baca : berpenghasilan tinggi) yang punya, tapi anak sma sekarang sudah pada kaya raya.  Buktinya kerap saya temui saat pulang dari kampus penyemplaknya masih berseragam ditemani waria wanita duduk di kursi boncenger (dan tentunya dengan spion terlipat seperti biasanya :evil:).

Yak sore tadi saya menyempatkan diri untuk mampir ke pugeran motor, pusat variasi sepeda motor yang cukup popular di jogja. Bukan untuk belanja di sana, tapi untuk menjemput ban corsa s123 2nd ex mas wahid DRACS (komunitas CS1 jogja) dan menukarkan dengan sejumlah uang yang saya pikir worthed lah buat bayar ban 2nd yang baru jalan seminggu :D. Nah kelar transaksi muncul dah suara raungan khas 2 silinder bersnalpot freeflow yang makin lama makin keras suaranya. Tadaaaa muncul seekor ninja trondol bergaya streetfighter selayaknya ducati streetfighter akan tetapi dengan kaki kaki nauzubilah.

Naudzubilah mase, kegantengan anjlok 90 %

Baca lebih lanjut