Tips Foto Panning . . .

Pan? Kalau yang doyan masak pasti ga asing dengan kata tersebut. Begitupun yang doyan foto foto, terlebih yang doyan mengabadikan objek yang bergerak. Menyenangkan bukan, mengabadikan objek bergerak yang jelas detailnya namun backgroundnya blabur/kabur/blur πŸ˜†

Pan bila di dunia fotografi maupun videografi diartikan sebagai gerakan horizontal dari kiri ke kanan ataupun sebaliknya. Akhiran ing di belakang kata pan diartikan sebagai aktivitas. So, Panning artinya ya aktivitas menggerakkan kamera dari kiri ke kanan :mrgreen: . Sama halnya dengan panning, gerakan dari atas ke bawah ataupun sebaliknya lazimnya disebut tilting. Inget ya, Panning kiri-kanan, Tilting atas-bawah vice versa :mrgreen:

hymo panning - aluvimoto Bagi yang menggunakan DSLR atau poket bermode P-A-S-M ga “haram” kok menggunakan mode selain Manual (M). Saya malah lebih sering menggunakan fitur yang ada di kamera daripada mode manual. Selain lebih cepat saat setupnya, hasilnya juga sesuai yang diharapkan. Tapi ada kalanya juga saya menggunakan manual untuk mendapatkan efek yang saya inginkan, termasuk saat bermain flash (strobist) πŸ˜†

Balik lagi ke panning, di sini saya cuma mencontohkan yang sederhana saja dan saya yakin anda-anda bakalan mudah melakukannya. Langsung saja

Pertama :

Pilih mode Time Value (Tv) di Canon, atau Speed (S) di Nikon atau advance pocket. Intinya sih sama aja, hanya berbeda penamaan saja, yang jelas kita hanya menentukan shutter speed sedangkan kamera menentukan diafragma/bukaannya πŸ˜† . Atur kecepatan buka tutup rana (bahasa indonesianya shutter speed :mrgreen: ) ke 1/60.

panning exif - aluvimoto

Kenapa 1/60? Idealnya pada kecepatan ini adalah kecepatan yang paling safe buat pengambilan gambar secara handheld tanpa menggunakan perangkat bantuan seperti tripod atau monopod. Rumus umumnya sih :

Shutter speedΒ  = 1/Focal length

Kalau pakai lensa kit (18-55mm), mau di 18 mm maupun saat zooming di 55mm ga masalah pakai Shutter speed 1/60. Bila dirasa kurang steady, turun 1 stop ke 1/80 atau 2 stop ke 1/100 juga ga masalah. Hanya saja diafragma akan membesar untuk mendapatkan cahaya lebih banyak.

Kedua (Penting) :

Atur titik fokus, Atur Autofocus servo (ai servo di canon atau blablabla servo di nikon :mrgreen: ), Atur juga Burst/Continuous shoot

Untuk peletakkan titik fokus diusahakan jangan diletakkan di tengah. Boleh saja sih, tergantung selera, hanya saja menaruh objek di tengah membuat kesan objek bergerak yang ditangkap kurang begitu hidup. Karena hidup harus balance, di dunia fotografi pun ada yang namanya active space dan passive space. Aktif untuk peletakan objek yang bergerak, sedangkan pasif untuk peletakan “arah” dari objek bergerak yang ditangkap. Bingung? pokoe ngono lah πŸ˜†

Bila objek bergerak dari kanan ke kiri, kita tentukan titik fokus di bagian kanan (dalam viewfinder). Begitupun sebaliknya. Lazimnya sih demikian, tapi ada juga yang meletakkan titik fokus sebaliknya, tergantung konsep yang diambil.

Kemudian atur autofocus servo. Servo ini sangat berguna karena lensa akan terus menerus fokus ke titik fokus yang telah diatur sebelumnya tanpa harus menekan shutter lagi setelah fokus diperoleh. Bingung? dipraktekan baru ngerti bedanya πŸ˜†

af servo canon by digitalcameraworldPengaturan Servo di Canon

af servo nikon by digitalcameraworldPengaturan Servo di Nikon (pilih Contiuous aja πŸ˜† )

Nah yang ketiga Burst/Continuous shoot ini optional aja sih, untuk momen yang penting disarankan untuk menghidupkan burst ini. Karena momen apapun tidak bisa terulang kecuali direncanakan sebelumnya :mrgreen:

Ketiga :

Fokuskan (tekan 1/2 shutter), Saat objek berada di titik fokus tekan shutter sambil menggerakkan badan ke kanan-kiri atau sebaliknya secara perlahan, review deh foto fotonya πŸ˜†

Panning ini sangat bergantung dengan kualitas tangan saat memegang kamera, pengaturan nafas, dan yang paling penting : LATIHAN. So, jepret terus ga usah mikir shutter count πŸ˜†